Monumen pancasila sakti
Lubang buaya – jakarta
Monumen pancasila di areal tanah seluas + 14 ha, terletak di lubang buaya kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Lokasi monumen sakti berbatasan sebelah selatan dengan markas besar tertara nasional indonesia cilacap, sebelah utara lanud halim perdana kusuma, sebelah timur pasar pondok gede/asrama haji indonesia pondok gede. Beberapa bulan menjelang tanggal 30 september 1965, daerah ini digunakan PKI dan organisasi massya sebagai tempat latihan kemiliteran dalam rangka melaksanakan pemberontakan.
Didalam sejarah monumen
pancasila sakti banyak terdapat sejarah yang sering kita lupakan yaitu
berdirinya negara indonesia dan pemberontakan bangsa indonesia di tengah-tengah
kemerdekaannya yaitu gerakan G 30 s PKI yang mana terdapat ketidak harmonisan
bangsa indonesia. Sipat yang ingin menguasai tanah air indonesia sendiri
sehinggga kita temui para pemberontah di indonesia yang mana pemberontak
tersebut tidak mengakui kemerdekaan indonesia dari tangan penjajah dan terdapat
nilai-nilai yang ingin memiliki indonesia ini sendiri tanpa melihat perjuangan
bangsa indonesia dahulu. Perlu kita ketahui bahwasanya terwujudnya kemerdekaan
negara ini berkat bersatunya masyarakat di seluruh tanah air. Tapi mengapa ada
yang ingin menguasai negeri ini sendirian tanpa melihat sejarah sebelumnya. Hal
ini yang harus kita pelajari dan nilai serta norma apa yang bisa kita ambil
dari monumen pancasila sakti ini. Kita sebagai generasi muda jngan pernah
melupakan sejarah.
Diorama
- Peristiwa Tiga Daerah (4 November 1945)
Setelah
proklamasi kemerdekaan indonesia, kelompok komunis bawah tanah mulai memasuki
organisasi massa dan pemuda (API)dan angkatan muda republik indonesia (AMRI).
Dengan mengunakan organisasi massa, orang –orang komunis memimpin aksi penggantian pejabat
pemerintahan tiga kabupaten di kerasidenan pekalongan yangmeliputi brebes,
tegal, dan Pemalang. Pada tanggal 4 November 1945,pasukan AMRI melncarkan
penterbuan ke kota Tegal, yaitu kantor
kabupaten dan markas TKR, tetapi gagal. Kemudian tokoh-tokoh komunis
membentuk Gabungan Badan Perjuangan Tiga daerah yaitu untuk perebutan kekuasaan
di keresidenan pekalongan.
- PEMBERONTAKAN PKI DI CEREBON (14 FEBRUARI 1946)
PKI
di bawah pimpinan Mr. Yoesoef dan Mr. Soeprapto mendatangkan ± 3000 anggota
laskar merah dari jawa tengahvdan jawa timur ke cirebon dalam rangka
meleksanakan konferensi laskar merah, pada tanggal 12 februari 1946 ternyata
laskar merah tersebut melucuri TRI menguasai kota dan gedung-gedung vital
seperti stasiun radio dan pelabuhan. Pada tanggal 14 februari 1946, TRI
melancarkan serangan untuk merebut dan menguasai kembali kota cirebon
- PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN (18 SEPTEMBER 1948)
Pada
saat pemerintahan dan angkatan perang
memusatkan perhatian menghadapi belanda, PKI melakukan penghianatan yang di
dahului kempanye menyerang pplitik pemerintah, aksi teror, mengadu domba
kekuatan bersenjata, dan sabotase di bidang ekonomi. Dini hari tanggal 18
septembet 1948, PKI mengadakan pemberontakan di madiun. Sejumlah tokoh milite,
pejabat, pemerintah, dan tokoh masyarakat dibunuh. Digedung keresidenan madiun,
PkI mengumumkan berdirinya “Sovyer Republik Indonesia” dan pembentukan
pemerintahan front Nasional
Museum paseban monumen
pancasila sakti
Moseum
diorama paseban monumen pancasila sakti yang terletak di paseban diersmikan
oleh presiden RI,H.M Soeharto tanggal 1 oktober 1981 bertepat dengan dwi windu
hari kesaktian pancasila. Kemudian dalam perkembangannya diadakan renovasi
menjadi seperti yang ada sekarang. Gagasan renovasi gedung paseban berasal dari
presiden RI, Dr.H sosilo bambang yudoyono pada kesempatan peringatan
harikesaktian pancasila tahun 2007. Presiden saat itu mengamanatkan
kapusjarahTNI, Brigjen TNI Agus Gunaedi pribadi untuk merenovasi gedung paseban
monumen pancasila sakti yangbaru diresmikan secara simbolis oleh Panglima TNI,
Laksamana TNI Agus Suhartono,SE pada tanggal 25 agustus 2013.
1.
RAPAT-RAPAT PERSIAPAN PEMBERONTAKAN G 30
S/PKI
Dalam
rangka melancarkan jalan bagi partai komunis indonesia/PKI untuk meraih
kekuasaan, maka dibentuklah Biro khusus PKI yang diketuai oleh syam kamaruzaman
dan beranggotakan Pono dan Waluyo.mereka berada langsung di bawah ketua PKI
D.N. Adit. Pada pertengahan bulan Agustus 1965 sekembalinya D.N Adit dari RRC,
ia memerintahkan Sjam Kamaruzaman menyusun sebuah konsep gerakan militer
untuk melakukan pukulan terhadap apa
yang menamakan dirinya “Dewan Jenderal” seperti yang diisukan PKI.
Sumber
: buku monumen pancasila sakti dikutip
saat kkl civic edukcation 2012 di tahun
2014
No comments:
Post a Comment