Labels

Tuesday, May 6, 2014

PENELITIAN GROUP INVESTIGATION


MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)


Disusun oleh :

Nama                          : BAIDOWI                                       (1213032016)
                                    
Mata Kuliah              : STRATEGI PEMBELAJARAN







FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
                              2014
















PERSEMBAHAN


Pujisukur kehadiran Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis.
Dengan tidak mengurangi rasa syukur ku persembahkan karya ku kepada:
1.      Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd Selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Strategi Pembelajaran yang tak kenal bosan dalam mendidik dan memotivasi penulis.
2.      Ayah dan Bunda tercinta yang senan tiasa memberiku dorongan baik moral maupun material  serta tiada henti-hentinya selalu berdo’a untuk keberhasilanku.
3.      Drs.H. Hafidhuddin Hanif. Kepala sekolah MTs.Nu yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.




Penulis


                                                                                               









KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.
Pujisukur penulis panjatkan kehadiran Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian mata kuliah Strategi Pembelajaran. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan keharibaan junjungan kita nabi besar Muhammad Saw beserta kelurga, sahabat, serta pengikut-pengikutnya yang setia hingga akhir  zaman kelak.
Dalam penyusunan tugas penelitian ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Untuk itu penulis ingin menghanturkan terimakasih yang  sedalam-dalamnya kepada :
1.      Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd Selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Strategi Pembelajaran yang tak kenal bosan dalam mendidik dan memotivasi penulis.
2.      Ayah dan Bunda tercinta yang senan tiasa memberiku dorongan baik moral maupun material  serta tiada henti-hentinya selalu berdo’a untuk keberhasilanku
3.      Drs.H. Hafidhuddin Hanif. Kepala sekolah MTs.Nu yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.
4.      Rekan-rekanku seperjuangan dan almamater tercinta “Universitas Lampung”.
Semoga ALLAH SWT membalas amal baik beliau dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini banyak sekali kekurangan dan kekeliruan, hal itu di sebabkan kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan penulis.
Akhirnya dengan selesainya tugas ini penulis mengucapkan terimakasih. Semoga tugas ini bermanfaat bagi penulis khusunya bagi pembaca umumnya serta mendapat Ridho dari Allah Swt. Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
                                                                        Bandar Lampung, 7 mei 2014


                                                                                                Penulis












DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................                           
PERSEMBAHAN......................................................................                           
KATA PENGANTAR................................................................                          
DAFTAR ISI...............................................................................

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)
Sejarah group investigasion ......................................................................     
Pengertian group investigasion .................................................................    
Tujuan model pembelajaran group investigasion .....................................     
Model Pembelajaran group investigasion .................................................    
Langkah-langkah Model Pembelajaran group investigasion.....................   
Tahap-tahap Pembelajaran group investigasion .......................................     
Kerangka Pembelajaran group investigasion ............................................    
Kelebihan dan kekuramgan Pembelajaran group investigasion ................    
Kesimpulan ................................................................................................   
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................    
                                                                                                                                 
LAMPIRAN-LAMPIRAN





MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)

A.  Sejarah Group Investigation (GI)
Salah satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6). Sudjana (Mudrika, 2007:15) mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis. Kemudian Joyce dan Weil (1980:230) menambahkan bahwa model pembelajaran GI yang dikembangkan oleh Thelen yang bertolak dari pandangan John Dewey dan Michaelis yang memberikan pernyataan bahwa pendidikan dalam masyarakat demokrasi seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung. Selanjutnya Aisyah (2006:15) mengutarakan bahwa model pembelajaran GI kemudian dikembangkan oleh Sharan dan sharen pada tahun 1970 di Israel. Sementara itu Tsoi, Goh, dan Chia (Aisyah, 2006:11) menambahkan bahwa model pembelajaran GI secara filosofis beranjak dari faradigma konstruktivis. Dimana belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan penekanan bahwa pengetahuan kita adalah hasil pembentukan kita sendiri (Suparno, dalam Trianto, 2007:28).

B.  Pengertian Group investigation
Model Group investigation seringkali disebut sebagai metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model  group investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007: 7). 
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Eggen & Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik atau objek khusus.

C.  Tujuan Model Pembelajaran Grup Investigasi
Metode Grup Investigation paling sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:
1.    Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan dan membentu mencapai tujuan.
2.     Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik yang dilakukan melaui investigasi.
3.    Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut, siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat mencapai tiga hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk bekerjas secara kooperatif.
D.  Model Pembelajaran Group Investigation (GI)
Menurut Anwar (Aisyah, 2006:14) secara harfiah investigasi diartikan sebagai penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta-fakta, melakukan peninjauan dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang suatu peristiwa atau sifat. Selanjutnya Krismanto (2003:7) mendefinisikan investigasi atau penyelidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan dan hasil yang benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Height (Krismanto, 2003:7) menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih hasil. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk lebih mengembangkan rasa ingin tahu. Hal ini akan membuat siswa untuk lebih aktif berpikir dan mencetuskan ide-ide atau gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan hasil diskusinya di kelas. Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran yang melatih para siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem sosial dan melalui pengalaman, secara bertahap belajar bagaimana menerapkan metode ilmiah untuk meningkatkan kualitas masyarakat. model ini merupakan bentuk pembelajaran yang mengkombinasikan dinamika proses demokrasi dengan proses inquiry akademik. melalui negosiasi siswa-siswa belajar pengetahuan akademik dan mereka terlibat dalam pemecahan masalah sosial. dengan demikian kelas harus menjadi sebuah miniatur demokrasi yang menghadapi masalah-masalah dan melalui pemecahan masalah, memperoleh pengetahuan dan menjadi sebuah kelompok sosial yang lebih efektif. Setiawan (2006:10) mendeskripsikan fase-fase dalam pembelajaran GI yaitu sebagai berikut:

a.    Fase membaca, menerjemahkan, dan memahami masalah
Pada fase ini siswa harus memahami permasalahnnya dengan jelas. Apabila dipandang perlu membuat rencana apa yang harus dikerjakan, mengartikan persoalan menurut bahasa mereka sendiri dengan jalan berdiskusi dalam kelompoknya, yang kemudian didiskusikan dengan kelompok lain. Jadi pada fase ini siswa memperlihatkan kecakapan bagaimana ia memulai pemecahan suatu masalah, dengan:

a)        Menginterpretasikan soal berdasarkan pengertiannya.
b)        Membuat suatu kesimpulan tentang apa yang harus dikerjakannya.

b.   Fase pemecahan masalah
Pada fase ini mungkin siswa menjadi bingung apa yang harus dikerjakan pertama kali, maka peran guru sangat diperlukan, misalnya memberikan saran untuk memulai dengan suatu cara, hal ini dimaksudkan untuk memberikan tantangan atau menggali pengetahuan siswa, sehingga mereka terangsang untuk mecoba mencari cara-cara yang mungkin untuk digunakan dalam pemecahan soal tersebut, misalnya dengan membuat gambar, mengamati pola atau membuat catatan-catatan penting. Pada fase ini siswa diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut:


a)      Mendiskusikan dan memilih cara atau strategi untuk menangani permasalahan.
b)      Memilih dengan tepat materi yang diperlukan.
c)      Menggunakan berbagai macam strategi yang mungkin.
d)     Mencoba ide-ide yang mereka dapatkan pada fase a.
e)      Memilih cara-cara yang sistematis
f)       Mencatat hal-hal penting.
g)      Bekerja secara bebas atau bekerja bersama-sama (atau kedua-duanya).
h)      Bertanya kepada guru untuk mendapatkan gambaran strategi untuk penyelesaian.
i)        Membuat kesimpulan sementara.
j)        Mengecek kesimpulan sementara yang didapat sehingga yakin akan kebenarannya.
c.    Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban
Setelah memecahkan masalah, siswa harus diberikan pengertian untuk mengecek kembali hasilnya, apakah jawaban yang diperoleh itu cukup komunikatif atau dapat dipahami oleh orang lain, baik tulisan, gambar, ataupun penjelasannya. Pada intinya fase ini siswa diharapkan berhasil:
a)        Mengecek hasil yang diperoleh.
b)        Mengevaluasi pekerjannya.
c)        Mencatat dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh dengan berbagai cara.
d)       Mentransfer keterampilan untuk diterapkan pada persoalan yang lebih kompleks.

E.  Langkah-langkah model pembelajaran Group Investigasi
Sharan (dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model pemelajaran GI sebagai  berikut.
1.    Guru  membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen.
2.    Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan.
3.    Guru  memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk memanggil  materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
4.    Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara  kooperatif dalam kelompoknya.
5.    Setelah selesai, masing-masing  kelompok yang diwakili ketua kelompok  atau salah  satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya.
6.    Kelompok lain  dapat memberikan tanggapan  terhadap hasil pembahasannya.
7.    Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila  terjadi kesalahan  konsep dan memberikan kesimpulan.
8.    Evaluasi.

a.    Tahap mengidentifikasi topik dan pengelompokan.
Para siswa memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok pada pembelajaran ini heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.
b.    Tahap merencakan penyelidikan kelompok
Para siswa beserta guru merencakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a. di atas
c.    Tahap melaksakan penyelidikan
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b. Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika deperlukan.
d.   Tahap menyiapkan laporan akhir
Para siswa menganalisis dan mengsintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c. dan merencakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yan menarik di depan kelas.
e.    Tahap menyajikan laporan
Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
f.     Tahap evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok dan bahkan kedua-duanya.


F.   Tahap-tahap pembelajaran Grup Investigasi
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas tentunya harus berdasarkan prinsip pengelolaan atau reaksi dari metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation. Dimana di dalam kelas yang menerapakan model GI, pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mengarahkan kelompok menjadi tiga tahap:
- Tahap pemecahan masalah.
-  Tahap pengelolaan kelas.
- Tahap pemaknaan secara perseorangan. 
Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah. Tahap pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang dibuatnya, dan apa yeng membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti proses tersebut (Thelen dalam Winataputra, 2001: 37).  Untuk lebih praktis model GI dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:

G.  Kerangka Pembelajaran Grup Investigasi
Dari kerangka operasional pembelajaran Group Investigation yang ditulis oleh Joise & Weil ini dapat kita ketahui bahwa kerangka operasional model pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut:
1.        Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah.
2.        Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap situasi yang problematis.
3.        Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning taks dan mengorganisasikan untuk membangun suatu proses penelitian.
4.        Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan kelompok.
5.        Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan dalam proses penelitian kelompok.
6.        Melakukan proses pengulangan kegiatan atau Recycle Activities.
H.  Peran guru dalam model pembelajaran GI
Setiawan (2006:12) mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran GI sebagai berikut:
a)                                 Memberikan informasi dan instruksi yang jelas.
b)        Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali pengetahuan siswa yang menunjang pada pemecahan masalah (bukan menunjukan cara penyelesaianya).
c)        Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi.
d)       Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa.
e)        Memimpin diskusi pada pengambilan kesimpulan akhir.

I.     .Kelebihan Pembelajaran GI
Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1. Secara Pribadi.
a             dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
b             memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif.
c            rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
d           dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
2. Secara Sosial / Kelompok
      meningkatkan belajar bekerja sama.
b            belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru.
               belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
               belajar menghargai pendapat orang lain. 
          meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan

J.     Kekurangan model belajar GI
Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan .Sulitnya memberikan penilaian secara personal. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI, meodel pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami sendiri. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif. Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, jelas bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama (Setiawan, 2006:9). Hal ini sesuai dengan pendapat Pieget (Sagala, 2007:24) bahwa dalam proses perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak terjadi proses asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi merupakan penyesuaian atau mencocokan informasi yang baru dengan apa yang telah ia ketahui. Sedangkan proses akomodasi adalah anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. Sementara itu menurut Suherman (2003:36) bahwa proses asimilasi dan akomodasi merupakan perkembangan skemata. Skemata tersebut membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam pikiran anak. Kemudian jika dilihat dari fase-fse pembelajaran GI, terlihat adanya proses interaksi antara siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara berkelompok dalam menyelidiki, menemukan, dan memecahkan masalah. Dengan demikian diharapkan kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Pieget (Sagala, 2007:190) bahwa pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat distimulasi oleh konfrontasi kritis, khususnya dengan teman-teman setingkat.

K.  Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama. Strategi pembelajaran yang baik adalah ketika tercipta suasana pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Selain itu, strategi pembelajaran juga harus memperhitungkan semua kondisi siswa, baik itu keadaan internal maupun eksternal siswa. Metode pembelajaran Investigasi Kelompok atau Group investigation mengambil model dari masyarakat, terutama mengenai mekanisme sosial yang ada pada masyarakat yang biasa dilakukan melalui kesepakatan bersama. Melalui kesepakatan inilah siswa mempelajari pengetahuan dan mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial (Winataputra, 2001 34).









Daftar Pustaka:
·       Winataputra, Udin, S. 2001. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan  Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
·       Budimansyah. 2004. Belajar Kooperatif Model Penyelidikan Kelompok dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas V SD. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program studi pendidikan Bahasa dan Sastra SD, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
·       Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan Belajar Kooperatif Model GI pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
·       Supandi. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode GI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 2 Trawas Mojokerto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
·       http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/
·           Mts.Nu Bandar Lampung

No comments:

Post a Comment