MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)
Disusun
oleh :
Nama :
BAIDOWI (1213032016)
Mata Kuliah : STRATEGI PEMBELAJARAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2014
PERSEMBAHAN
Pujisukur kehadiran
Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis.
Dengan tidak mengurangi
rasa syukur ku persembahkan karya ku kepada:
1.
Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd Selaku dosen
penanggung jawab mata kuliah Strategi Pembelajaran yang tak kenal bosan dalam
mendidik dan memotivasi penulis.
2.
Ayah dan Bunda tercinta yang senan tiasa
memberiku dorongan baik moral maupun material
serta tiada henti-hentinya selalu berdo’a untuk keberhasilanku.
3.
Drs.H. Hafidhuddin Hanif. Kepala sekolah
MTs.Nu yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian.
Penulis
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum,
Wr.Wb.
Pujisukur penulis
panjatkan kehadiran Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian mata kuliah Strategi Pembelajaran.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan keharibaan junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw beserta kelurga, sahabat, serta pengikut-pengikutnya
yang setia hingga akhir zaman kelak.
Dalam penyusunan tugas
penelitian ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Untuk itu
penulis ingin menghanturkan terimakasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1.
Hermi Yanzi, S.Pd, M.Pd Selaku dosen
penanggung jawab mata kuliah Strategi Pembelajaran yang tak kenal bosan dalam
mendidik dan memotivasi penulis.
2.
Ayah dan Bunda tercinta yang senan tiasa
memberiku dorongan baik moral maupun material
serta tiada henti-hentinya selalu berdo’a untuk keberhasilanku
3.
Drs.H. Hafidhuddin Hanif. Kepala sekolah
MTs.Nu yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan
penelitian.
4.
Rekan-rekanku
seperjuangan dan almamater tercinta “Universitas Lampung”.
Semoga ALLAH SWT
membalas amal baik beliau dengan pahala yang berlipat ganda. Penulis menyadari
bahwa dalam penyelesaian tugas akhir ini banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan, hal itu di sebabkan kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan
penulis.
Akhirnya dengan
selesainya tugas ini penulis mengucapkan terimakasih. Semoga tugas ini bermanfaat
bagi penulis khusunya bagi pembaca umumnya serta mendapat Ridho dari Allah Swt.
Amin.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Bandar
Lampung, 7 mei 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL..................................................................
PERSEMBAHAN......................................................................
KATA
PENGANTAR................................................................
DAFTAR
ISI...............................................................................
MODEL
PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)
Sejarah group
investigasion
......................................................................
Pengertian
group investigasion
.................................................................
Tujuan
model pembelajaran group investigasion .....................................
Model
Pembelajaran group investigasion .................................................
Langkah-langkah
Model Pembelajaran group investigasion.....................
Tahap-tahap
Pembelajaran group investigasion
.......................................
Kerangka Pembelajaran group investigasion ............................................
Kelebihan dan kekuramgan Pembelajaran group investigasion ................
Kesimpulan ................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI)
A. Sejarah
Group Investigation (GI)
Salah satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6). Sudjana
(Mudrika, 2007:15) mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh Herbert Thelen sebagai
upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar yang berorientasi pada
pengembangan proses pengkajian akademis. Kemudian Joyce dan Weil (1980:230)
menambahkan bahwa model pembelajaran GI yang dikembangkan oleh Thelen yang
bertolak dari pandangan John Dewey dan Michaelis yang memberikan pernyataan
bahwa pendidikan dalam masyarakat demokrasi seyogyanya mengajarkan demokrasi
langsung. Selanjutnya Aisyah (2006:15) mengutarakan bahwa model pembelajaran GI
kemudian dikembangkan oleh Sharan dan sharen pada tahun 1970 di Israel.
Sementara itu Tsoi, Goh, dan Chia (Aisyah, 2006:11) menambahkan bahwa model
pembelajaran GI secara filosofis beranjak dari faradigma konstruktivis. Dimana
belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstruksi kognitif
melalui kegiatan seseorang. Pandangan penekanan bahwa pengetahuan kita adalah
hasil pembentukan kita sendiri (Suparno, dalam Trianto, 2007:28).
B. Pengertian Group
investigation
Model Group investigation seringkali disebut sebagai
metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks. Hal ini disebabkan oleh
metode ini memadukan beberapa landasan pemikiran, yaitu berdasarkan pandangan
konstruktivistik, democratic teaching, dan kelompok belajar kooperatif. Berdasarkan
pandangan konstruktivistik, proses pembelajaran dengan model group
investigation memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat
secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran mulai dari perencanaan
sampai cara mempelajari suatu topik melalui investigasi. Democratic teaching
adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi, yaitu
penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan, menerapkan persamaan
kesempatan, dan memperhatikan keberagaman peserta didik (Budimansyah, 2007:
7).
Group investigation adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong
siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide
dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih mengasah
kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara individual. Eggen &
Kauchak (dalam Maimunah, 2005: 21) mengemukakan Group investigation adalah
strategi belajar kooperatif yeng menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk
melakukan investigasi terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode GI mempunyai fokus utama untuk melakukan investigasi
terhadap suatu topik atau objek khusus.
C. Tujuan Model
Pembelajaran Grup Investigasi
Metode Grup Investigation paling
sedikit memiliki tiga tujuan yang saling terkait:
1.
Group Investigasi membantu siswa untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik secara sistematis dan analitik. Hal ini
mempunyai implikasi yang positif terhadap pengembangan keterampilan penemuan
dan membentu mencapai tujuan.
2.
Pemahaman secara mendalam terhadap suatu topik
yang dilakukan melaui investigasi.
3.
Group Investigasi melatih siswa untuk bekaerja secara
kooperatif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan adanya kegiatan tersebut,
siswa dibekali keterampilan hidup (life skill) yang berharga dalam kehidupan
bermasyarakat. Jadi guru menerapkan model pembelajaran GI dapat mencapai tiga
hal, yaitu dapat belajar dengan penemuan, belajar isi dan belajar untuk
bekerjas secara kooperatif.
D. Model
Pembelajaran Group Investigation (GI)
Menurut Anwar (Aisyah, 2006:14) secara harfiah investigasi diartikan
sebagai penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta-fakta, melakukan
peninjauan dengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang
suatu peristiwa atau sifat. Selanjutnya Krismanto (2003:7) mendefinisikan
investigasi atau penyelidikan sebagai kegiatan pembelajaran yang memberikan
kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan
dan hasil yang benar sesuai pengembangan yang dilalui siswa. Height (Krismanto,
2003:7) menyatakan to investigation berkaitan dengan kegiatan mengobservasi
secara rinci dan menilai secara sistematis. Jadi investigasi adalah proses
penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan selanjutnya orang tersebut
mengkomunikasikan hasil perolehannya, dapat membandingkannya dengan perolehan
orang lain, karena dalam suatu investigasi dapat diperoleh satu atau lebih
hasil. Dengan demikian akan dapat dibiasakan untuk lebih mengembangkan rasa
ingin tahu. Hal ini akan membuat siswa untuk lebih aktif berpikir dan
mencetuskan ide-ide atau gagasan, serta dapat menarik kesimpulan berdasarkan
hasil diskusinya di kelas. Model investigasi kelompok merupakan model
pembelajaran yang melatih para siswa berpartisipasi dalam pengembangan sistem
sosial dan melalui pengalaman, secara bertahap belajar bagaimana menerapkan
metode ilmiah untuk meningkatkan kualitas masyarakat. model ini merupakan
bentuk pembelajaran yang mengkombinasikan dinamika proses demokrasi dengan
proses inquiry akademik. melalui negosiasi siswa-siswa belajar pengetahuan
akademik dan mereka terlibat dalam pemecahan masalah sosial. dengan demikian
kelas harus menjadi sebuah miniatur demokrasi yang menghadapi masalah-masalah
dan melalui pemecahan masalah, memperoleh pengetahuan dan menjadi sebuah
kelompok sosial yang lebih efektif. Setiawan (2006:10) mendeskripsikan
fase-fase dalam pembelajaran GI yaitu sebagai berikut:
a. Fase
membaca, menerjemahkan, dan memahami masalah
Pada fase
ini siswa harus memahami permasalahnnya dengan jelas. Apabila dipandang perlu
membuat rencana apa yang harus dikerjakan, mengartikan persoalan menurut bahasa
mereka sendiri dengan jalan berdiskusi dalam kelompoknya, yang kemudian
didiskusikan dengan kelompok lain. Jadi pada fase ini siswa memperlihatkan
kecakapan bagaimana ia memulai pemecahan suatu masalah, dengan:
a)
Menginterpretasikan soal berdasarkan pengertiannya.
b)
Membuat suatu kesimpulan tentang apa yang harus dikerjakannya.
b. Fase
pemecahan masalah
Pada fase
ini mungkin siswa menjadi bingung apa yang harus dikerjakan pertama kali, maka
peran guru sangat diperlukan, misalnya memberikan saran untuk memulai dengan
suatu cara, hal ini dimaksudkan untuk memberikan tantangan atau menggali
pengetahuan siswa, sehingga mereka terangsang untuk mecoba mencari cara-cara
yang mungkin untuk digunakan dalam pemecahan soal tersebut, misalnya dengan
membuat gambar, mengamati pola atau membuat catatan-catatan penting. Pada fase
ini siswa diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a)
Mendiskusikan dan memilih cara atau strategi untuk
menangani permasalahan.
b)
Memilih dengan tepat materi yang diperlukan.
c)
Menggunakan berbagai macam strategi yang mungkin.
d)
Mencoba ide-ide yang mereka dapatkan pada fase a.
e)
Memilih cara-cara yang sistematis
f)
Mencatat hal-hal penting.
g)
Bekerja secara bebas atau bekerja bersama-sama (atau
kedua-duanya).
h)
Bertanya kepada guru untuk mendapatkan gambaran
strategi untuk penyelesaian.
i)
Membuat kesimpulan sementara.
j)
Mengecek kesimpulan sementara yang didapat sehingga
yakin akan kebenarannya.
c. Fase
menjawab dan mengkomunikasikan jawaban
Setelah
memecahkan masalah, siswa harus diberikan pengertian untuk mengecek kembali
hasilnya, apakah jawaban yang diperoleh itu cukup komunikatif atau dapat
dipahami oleh orang lain, baik tulisan, gambar, ataupun penjelasannya. Pada
intinya fase ini siswa diharapkan berhasil:
a)
Mengecek hasil yang diperoleh.
b)
Mengevaluasi pekerjannya.
c)
Mencatat dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh
dengan berbagai cara.
d)
Mentransfer keterampilan untuk diterapkan pada
persoalan yang lebih kompleks.
E. Langkah-langkah
model pembelajaran Group Investigasi
Sharan
(dalam Supandi, 2005: 6) mengemukakaan langkah-langkah pembelajaran pada model
pemelajaran GI sebagai berikut.
1.
Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang heterogen.
2.
Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas
kelompok yang harus dikerjakan.
3.
Guru memanggil ketua-ketuaa kelompok untuk
memanggil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya.
4.
Masing-masing kelompok membahas materi tugaas secara
kooperatif dalam kelompoknya.
5.
Setelah selesai, masing-masing kelompok yang
diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan
hasil pembahasannya.
6.
Kelompok lain dapat memberikan tanggapan
terhadap hasil pembahasannya.
7.
Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila
terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan.
8.
Evaluasi.
a.
Tahap mengidentifikasi topik dan pengelompokan.
Para siswa
memilih berbagai sub topik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan
menjadi kelompok-kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups)
yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok pada pembelajaran ini
heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik, maupun kemampuan akademik.
b.
Tahap merencakan penyelidikan kelompok
Para siswa
beserta guru merencakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum
yang konsisten dengan topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah a. di
atas
c.
Tahap melaksakan penyelidikan
Para siswa
melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b. Pembelajaran harus
melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan
mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber, baik yang terdapat di
dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap
kelompok dan memberikan bantuan jika deperlukan.
d.
Tahap menyiapkan laporan akhir
Para siswa
menganalisis dan mengsintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah c.
dan merencakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yan menarik di
depan kelas.
e.
Tahap menyajikan laporan
Semua
kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang
telah dipelajari agar siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu
perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
f.
Tahap evaluasi
Guru beserta
siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan
kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara
individu atau kelompok dan bahkan kedua-duanya.
F.
Tahap-tahap pembelajaran Grup Investigasi
Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran di atas
tentunya harus berdasarkan prinsip pengelolaan atau reaksi dari metode
pembelajaran kooperatif model Group Investigation. Dimana di dalam kelas yang
menerapakan model GI, pengajar lebih berperan sebagai konselor, konsultan, dan
pemberi kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya
membimbing dan mengarahkan kelompok menjadi tiga tahap:
- Tahap pemecahan masalah.
-
Tahap pengelolaan kelas.
- Tahap pemaknaan secara perseorangan.
Tahap pemecahan masalah berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa
yang menjadi hakikat masalah, dan apa yang menjadi fokus masalah. Tahap
pengelolaan kelas berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, informasi apa
yang saja yang diperlukan, bagaimana mengorganisasikan kelompok untuk
memperoleh informasi itu. Sedangkan tahap pemaknaan perseorangan berkenaan
dengan proses pengkajian bagaimana kelompok menghayati kesimpulan yang
dibuatnya, dan apa yeng membedakan seseorang sebagai hasil dari mengikuti
proses tersebut (Thelen dalam Winataputra, 2001: 37). Untuk lebih praktis
model GI dapat diadaptasi dalam bentuk kerangka operasional sebagai berikut:
G. Kerangka
Pembelajaran Grup Investigasi
Dari kerangka operasional pembelajaran Group Investigation yang ditulis
oleh Joise & Weil ini dapat kita ketahui bahwa kerangka operasional model
pembelajaran Group Investigation adalah sebagai berikut:
1.
Siswa dihadapkan dengan situasi bermasalah.
2.
Siswa melakukan eksplorasi sebagai respon terhadap
situasi yang problematis.
3.
Siswa merumuskan tugas-tugas belajar atau learning
taks dan mengorganisasikan untuk membangun suatu proses penelitian.
4.
Siswa melakukan kegiatan belajar individual dan
kelompok.
5.
Siswa menganalisis kemajuan dan proses yang dilakukan
dalam proses penelitian kelompok.
6.
Melakukan proses pengulangan kegiatan atau Recycle
Activities.
H. Peran guru
dalam model pembelajaran GI
Setiawan (2006:12) mendeskripsikan peranan guru dalam pembelajaran GI
sebagai berikut:
a)
Memberikan informasi dan instruksi yang jelas.
b)
Memberikan bimbingan seperlunya dengan menggali
pengetahuan siswa yang menunjang pada pemecahan masalah (bukan menunjukan cara
penyelesaianya).
c)
Memberikan dorongan sehingga siswa lebih termotivasi.
d)
Menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh
siswa.
e)
Memimpin diskusi pada pengambilan kesimpulan akhir.
I.
.Kelebihan Pembelajaran GI
Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI,
yaitu sebagai berikut:
1. Secara Pribadi.
a
dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas.
b
memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan
aktif.
c
rasa percaya diri dapat lebih meningkat.
d
dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu
masalah
2. Secara Sosial / Kelompok
meningkatkan belajar bekerja sama.
b
belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun
guru.
belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis.
belajar menghargai pendapat orang lain.
meningkatkan
partisipasi dalam membuat suatu keputusan
J.
Kekurangan model belajar GI
Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan .Sulitnya
memberikan penilaian secara personal. Tidak semua topik cocok dengan model
pembelajaran GI, meodel pembelajran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik
yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami
sendiri. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif. Berdasarkan
pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, jelas bahwa model
pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna.
Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka
mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih
terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga
pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang
cukup lama (Setiawan, 2006:9). Hal ini sesuai dengan pendapat Pieget (Sagala,
2007:24) bahwa dalam proses perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak terjadi
proses asimilasi dan akomodasi. Proses asimilasi merupakan penyesuaian atau
mencocokan informasi yang baru dengan apa yang telah ia ketahui. Sedangkan proses
akomodasi adalah anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang
telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan
dengan lebih baik. Sementara itu menurut Suherman (2003:36) bahwa proses
asimilasi dan akomodasi merupakan perkembangan skemata. Skemata tersebut
membentuk suatu pola penalaran tertentu dalam pikiran anak. Kemudian jika
dilihat dari fase-fse pembelajaran GI, terlihat adanya proses interaksi antara
siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat
secara berkelompok dalam menyelidiki, menemukan, dan memecahkan masalah. Dengan
demikian diharapkan kompetensi penalaran siswa dapat lebih baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat Pieget (Sagala, 2007:190) bahwa pertukaran gagasan-gagasan
tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. walaupun penalaran tidak
dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat distimulasi oleh
konfrontasi kritis, khususnya dengan teman-teman setingkat.
K. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai model pembelajaran GI tersebut, dapat
dismpulkan bahwa model pembelajaran GI mendorong siswa untuk belajar lebih
aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu
persoalan dan mereka mencari sendiri cara penyelesaiannya. Dengan demikian
mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan
pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan
tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama. Strategi pembelajaran yang baik
adalah ketika tercipta suasana pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya
tujuan pendidikan. Selain itu, strategi pembelajaran juga harus memperhitungkan
semua kondisi siswa, baik itu keadaan internal maupun eksternal siswa. Metode
pembelajaran Investigasi Kelompok atau Group investigation mengambil model dari
masyarakat, terutama mengenai mekanisme sosial yang ada pada masyarakat yang
biasa dilakukan melalui kesepakatan bersama. Melalui kesepakatan inilah siswa
mempelajari pengetahuan dan mereka melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial
(Winataputra, 2001 34).
Daftar Pustaka:
·
Winataputra, Udin, S. 2001. Model-model Pembelajaran
Inovatif. Jakarta Pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
·
Budimansyah. 2004. Belajar Kooperatif Model Penyelidikan
Kelompok dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman untuk Meningkatkan Keterampilan
Membaca Siswa Kelas V SD. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program studi
pendidikan Bahasa dan Sastra SD, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
·
Maimunah. 2005. Pembelajaran Volume Bola dengan
Belajar Kooperatif Model GI pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium UM. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
·
Supandi. 2005. Penerapan Pembelajaran Kooperatif
dengan Metode GI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas X SMAN 2 Trawas Mojokerto. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Universitas Negeri Malang.
·
http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/
·
Mts.Nu Bandar Lampung
No comments:
Post a Comment